Dear Abah,
Abah,
aku tidak tahu harus memulai dari mana yang jelas setiap kali aku melihatmu,
serasa mataku tak ingin berkedip, wajahmu, suaramu, langkahmu seakan-akan
mengalihkan duniaku.
Abah,
kau tahu tidak? Setiap kali aku memasuki gedung sekolah apa yang aku harapkan?
Iya benar, mengharapkanmu berdiri di samping pintu gerbang, kau tahu kenapa?
Karena aku sungguh ingin mengucap salam kepadamu dan mencium tanganmu sebagai
bukti cintaku padamu.
Abah,
sejak pandangan pertama aku telah menaruh harapan padamu, bahwa kau akan
mencintaiku seperti aku mencintaimu, tapi apa? kenyataannya berlawanan.
Abah,
ketika aku mengucap “Assalamualaiqum” padamu, hatiku terasa dipenuhi mawar, aku
seperti memiliki sayap dan berjalan di atas langit, namun malangnya aku, kau hanya
menjawab salamku, tanpa melihatku karena kau sibuk mengatur posisi mobilmu, tak
apalah, aku tahu diri.
Abah,
sewaktu kau tersenyum pandanganku tak ingin beralih, senyum manis mu itu
membuatku tak ingin beranjak dari sekolah. Tidakkah kau menyadari bahwa bukan
hanya aku yang merasa seperti ini?
Abah,
ketika kau masuk ke kelasku lalu membentakku dan teman-temanku, sesungguhnya
itu hal yang wajar karena memang tak ada yang tak menginginkan kau masuk ke
kelasku, saat kau marah, pipi chubi mu memerah, itu nampak menawan sekali,
dimataku kau tetaplah tergagah, walaupun orang-orang mengatakanmu “MODEL” tapi
dimataku kau seperti malaikat, coba bayangkan
pabila kau kurus, keimutanmu pasti hilang :D , biarkan saja dirimu apa
adanya, tak usah berubah demi aku :DD (wkwkwk)
Abah,
kaulah orang yang aku kenal namun kau sama sekali tidak mengenalku, setiap
kegiatan imtaq hari jum’at, tanpa sepengetahuanmu aku selalu memperhatikanmu
saat kau memberi tausiyah, saat kau membaca sholawat, saat kau membaca
istigfar, aku tak pernah sekalipun melaluinya.
Abah,
jangan pernah berpaling dari orang-orang yang menyayangimu, karena aku adalah
salah satu dari mereka. Walaupun kau komat-kamit menyatakan tak mengenaliku,
namun aku akan tetap menjaga perasaan ini,
walaupun sebenarnaya aku tak tahu persis, perasaan seperti apa yang sedang
merajangku?
Abah,
izinkanlah aku mencintaimu dengan tulus, walau kau tak membalasnya, walau kau
tak ingin tahu tentang diriku. Namun ku ingin kau tahu perasaan ajaib yang
kurasakan bukanlah opini.
Abah,
setiap detak jantungku, dari 10 detakan, hanya 1 detakan yang menyebut namamu,
kurasa itu cukup melambangkan cinta kasihku yang begituuuu BESAR :D, ini bukan
lelucon, ini adalah keseriusan rasa. Biarkanlah aku mencintaimu dengan
sederhana.
From
Pengagum
Rahasiamu : )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar