Jalanan ramai ketika ratusan orang berseragam putih abu-abu keluar
dari gerbang sekolah
Terlihat wajah mereka yang bahagia namun terlihat gosong karena
sengatnya cahaya surya
Aku berjalan lambat menuju tempat parkiran,kuberjalan pelan karena
tak ada daya untuk berlari
Banyak sekali desakan laki-laki di hadapanku.”Hei minggir dong!?
Sudah tahu panas begini”
Mata tajam itu melihatku,menghapus semua kekesalanku,kilauan
matanya menyinari hatiku yang kusut,kuperhatikan bibirnya berbicara.”Maaf
dek,ayo kakak bantu.” Kuperhatikan gerakan bibirya yang merah merona dan
tanganku akhirnya mulai menyentuh tangannya yang menyodorkan
bantuan.”Terimakasih Kak.” Ucapku lembut.
Kuteruskan perjalan ketempat parkir tapi keaadaannya sungguh
berbeda,bibir merah dan mata berkilau itu membuatku merasa memiliki sayap dan
terbang melayang menuju planet Mars.
Apa aku berlebihan? Laki-laki maskulin itu telah menarik
perhatianku,membuatku lupa PR ku ,membuatku tak bisa tidur semalaman,membuatku
tak konsentrasi belajar,membuatku selalu telat masuk kelas,membuatku selalu di
marahi guru dan membuatku menjadi kurang waras;gila
Diakah penyebabnya laki-laki berbadan tinggi,berkulit putih,dan
memiliki style rambut yang keren? Diakah penyebab aku begini?
Kuberjalan menuju tempat parkir di hari kedua,berharap bertemu dia
lagi,ku menilik kekanan kekiri serta menengok kesana kemari namun bayangannya
tak jua terlihat oleh mataku.
Dimanakah dia? Perasaanku yang semula ramai seperti bertaburan
bunga sekarang layu dan lengang,bunga yang tadinya bertebrangan sekarang gugur
berjatuhan.
Kuambil kunci motor di tasku,ku berjalan menuju tempat motorku
diparkir dengan perasaan kecewa, menunduk dan hampir terjatuh.”Permisi saya mau
ambil motor.” Laki-laki aneh itu menduduki motorku dia tidak tahu apa aku
sedang bersedih.”Maaf permisi saya mau ambil motor saya.” Sakit semakin sakit
hatiku,dia tidak juga mendengar,dengan suara sedikit
berteriak.”Maaaaaaffff ini motor saya
permisiiii.” Huh…sudah panas masih saja ada orang yang perlu ke dokter THT.
“Oh ya maaf saya tidak dengar.” Laki-laki itu menuruni motorku dan
berbalik arah menghadapku yang tak ingin melihatnya walaupun sebentar,aku tetap
saja menunduk dan tak berniat sedikitpun menengadah untuk melihatnya.”Ehh…kamu
kan cewek yang kemarin itu?” Seperti suaranya aku kenal,aku menengadah,astaga
dia laki-laki maskulin super keren itu berdiri di hadapanku,sekarang aku seperti
melayang diatas Bulan bersama Neil Amstrong,aku bertemu dia lagi;tak disangka.
“Siapa namamu?” Dia bertanya padaku,laki-laki yang berperan sebagai
Neil Amstrong dalam ilusiku,yang tentunya memegang tanganku saat kita melayang
berdua.
“Aku Cinta”
Tak pernah kuduga pertemuan itu,sungguh aku tak berdaya.Lagi-lagi
kupandangi mulutnya yang berbicara.
”Hei kamu bengong?”
“Oh tidak,aku pulang”
“Oh iya hati-hati”
Laki-laki maskulin berkulit putih itu hampir membuatku terjatuh
saat berkendara,matanya,bibirnya dan tatapannya tak bisa menjauh dari benakku.
Kapan lagi ya aku bisa bertemu kakak kelas penumbuh sayapku itu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar