"Kita udah sampai mana ini guys?"
"Bentar lagi nyampe kok,lo tenang aja."
Perjalanan yang menyeramkan dimana tak ada satu orangpun
disekitar,siapa juga yang akan mau berkeliaran malam-malam begini.Gue Citra anak kuliahan yang super duper males kalau giliran pelajaran Pak
Jono,waaduuh...
tanpa obat tidur gue udah tertidur denger Bapak berkacamata dan
kalau memakai celana sampai atas pusar;Pak Jono,yang kalau ngejelasin
itu lelet mana suaranya gak kedengaran lagi....Huft!
Gue,Rio,Andri,Sila,Rara dan Rizky adalah teman kuliah,kami sedang
melakukan journey ke sebuah Gili yang terletak di Bali,Gue sih nggak tau
nama Gili ini,karena denger-denger jarang ada penghuninya paling cuma 1
atau 2 keluarga yang tinggal disini karena Gili ini berukuran
kecil,tapi keindahannya tak usah di ragukan lagi deh.Orang-orang yang
tinggal disini bertahan hidup dengan memanfaatkan hasil alam dari hutan
Bakau,wah....keren ya!
Rio yang menjadi penyetir mobil melaju sangat pelan karena jalanan
yang tidak merata dan malam juga semakin larut sepertinya kami
membutuhkan tempat untuk beristirahat.
"Eh,,Cit kayaknya ada rumah tuh?" ucap Sila kepadaku sambil
melihat keluar kaca mobil,mata gue tertuju kepada rumah yang terbuat
dari kayu atau tepatnya anyaman bambu seperti rumah panggung gitu.
"Oh ya Sil,gimana kalau kita nginep semalem disana?"
"Eh....nggak ah serem tau,mending lanjutin perjalanan aja"
sahut Rizky cowok super penakut mirip kayak Pak Jono kacamatanya yang
culun itu lo,tapi Rizky tuh orangnya peduli banget sama temen.
"Semalem aja Ky,daripada kita jalan nggak jelas begini" ucapku membujuk.
"Gue setuju banget tuh Cit,Lo juga Ky setuju aja deh" tutur Andri,cowok yang setia banget sama temen gue,Sila.
Rizky mengangguk dan semuanya setuju.Kami turun dari mobil dan
mengetuk-ngetuk pintu rumah itu,sampai 3 kali tak ada yang
menjawab."Permisi Permisi apa ada orang didalam?" tak ada yang menjawab
kami,sampai kami mendengar suara aneh dari dalam rumah itu dan terlihat
seorang nenek-nenek dengan rambut putih yang terurai bebas membuka
pintu,kamipun ketakutan dan berteriak sekeras kerasnya,kami dengan cepat
berlari ke mobil,tapi Rara masih terlihat memperhatikan nenek tua itu.
"Ayo Ra lari kenapa kamu masih disitu?".
Rara berjalan dan bukan berlari menuju kami dan ia mengatakan.
"Hei , dia bukan hantu atau apalah dia manusia,ayo kita samperin".
Kamipun menghampiri nenek tua itu.
"Ada perlu apa kalian malam-malam disini?" ucap nenek dengan nada rendah.
"Kami sedang berpetualang aja nek,kalau boleh izinkan kami menginap semalam disini Nek." Kata Rio meminta.
"Ya,tentu saja boleh Nak".Kamipun diajak masuk kedalam rumahnya yang sederhana itu.
"Ini minum dulu" ucap nenek sambil menyodorkan air putih.
"Ya Nek terimakasih,ngomong-ngomong nama nenek siapa?" tanyaku.
"Panggil saja nenek Lasimah."
Kamipun istirahat dengan tenang beralasan tikar yang agak robek,tapi cukup nyaman sih karena mungkin terlalu capek berkeliling.
Keesokan harinya ketika matahari mulai menyinari,kamipun bersiap
melanjutkan perjalanan,taph tak terlihat batang hidung nenek Lasimah
sedikitpun,kami memanggil manggilnya tapi tak juga mendengar
jawaban,sampai kulihat sebuah ruangan kecil di belakang rumah.
"Guys mungkin nenek ada diruangan itu ayo kita kesana!" ucapku mengajak mereka,merekapun mengikutiku.
Kagetnya aku ketika melihat isi ruangan itu,disana berdiri 3 buah
batu nisan,aku mulai merinding dan penasaran,kuburan siapa itu?
Kulihat lebih dekat,disamping batu nisan ada sebuah tulisan yang di tulis di kertas yang berbunyi
"Maafkan aku Ibu,aku tak bermaksud menusukkan pisau ke perut Bapak,aku tak tau Ayah dibelakangku saat itu Bu,maafkan aku Bu"
Aku tak mengerti maksud surat itu.Kulihat cap bekas darah dikertas itu dan kutemukan silet jatuh dari surat itu.
"Eh....tadi malem gue sempat berbincang dengan nenek,gue tanya
macem-macem deh,katanya anaknya gila karena menemukan Ayahnya meninggal,
serem kan,tapi akhirnya anaknya itu mati karena nggak mau makan dan
sekarang nenek jadi tinggal sendiri,sedih ya." kata Rara.Aku terkejut
mendengar perkataan Rara dan kembali membaca surat itu.Rasa penasaranku
menggebu,lalu mataku tertuju pada batu nisan pertama tertulis "Sakrun
Binti Hasmi" batu nisan kedua "Mamet Binti Sakrun" itu berarti Mamet
adalah anaknya nenek dan Sakrun adalah suaminya,lalu kuburan yang ketiga
kuburan siapa? Tanyaku membatin.Aku berbalik karena letaknya
dibelakangku dan disana tertulis "Lasimah binti Apun"
Jadi yang semalem itu?????
Tidak ada komentar:
Posting Komentar