Source: http://www.amronbadriza.com/2012/10/cara-membuat-anti-copy-paste-di-blog.html#ixzz2FTRb0UOK
SILAHKAN DI BACA JANGAN JADI PLAGIAT OKE :) SILAHKAN DI SHARE LINKNYA :)

Selasa, 23 Oktober 2012

Herwin


     Masa SMA memang sangat menyenangkan,penuh kesan dan cinta.Sebulan sudah aku menduduki kelas baruku di kelas 2 SMA banyak teman-teman yang belum aku kenal karena memang di acak kembali.Aku dikenal pendiam oleh teman-temanku karena aku tak suka banyak bicara tapi ternyata bukan hanya aku saja yang pendiam teman baruku Herwin dia begitu pendiam tapi diamnya itu diam yang aneh,dia bahkan tidak pernah berbicara selama sebulan ini,aku jadi penasaran apa sih yang membuat dia begitu.
      Keluar main aku duduk-duduk di taman sekolah di kursi panjang yang memuat 5 orang,disana aku duduk bersama teman sekelasku Nana,Ririn,Ayu dan Anggi yang kebetulan mereka adalah teman sekelas Herwin waktu kelas satu dulu,karena penasaran aku menanyakan kepada mereka.
      “Hei kalian tahu nggak kenapa Herwin nggak pernah keluar kelas and jarang  ngomong?’’
      “Hmmm…dari dulu dia emang begitu,dulu pernah dia ditanya sama Hendri tentang masalahnya tapi dia tetep aja diem dan pandangannya yang seram dan kosong membuat kita kapok tanya dia lagi” jawab Ririn.
     “Ya,aku juga bingung sama sikap anak itu” sambut Anggi meyakinkan.
Aku jadi makin penasaran ingin tahu.
     Bel masuk kelas berbunyi aku masuk kelas dan siap mengikuti pelajaran.Ditengah pelajaran entah apa yang membuatku melihat Herwin,dia kelihatan sendu dan pilu seperti banyak masalah yang melanda,Herwin yang duduk dibelakangku dengan jarak 2 meja aku tetap melihatnya,ingin kutanyakan masalahnya tapi kurasa ini bukan waktunya.

                                                   ****
      Dua hari berlalu sepertinya sekarang adalah waktunya aku bertanya pada Herwin.Guru mata pelajaran keluar,aku berjalan pelan mendekati Herwin dan setelah dekat aku duduk berhadapan antara meja yang menjadi jarak antara kita.
        “Win…”aku menyapanya.Tapi dia tidak menjawab,pandangannya kosong bahkan dia seperti tidak melihatku walaupun aku berada di depannya.
        “Woi…ngapain lo ngomong sama dia,dia nggak bakalan jawab!” ucap Suci mengagetkanku sampil menepuk pundakku.
        “Ehhh…sakit tahu” keluhku sambil memegang pundak.
        “Udahlah buang-buang waktu aja,udah bel masuk kelas nih”
        “Ya Suci.”
Pagi itu aku tak jadi menanyakan masalah Herwin karena waktu sudah memanggil untuk belajar kembali.Akupun mengikuti pelajaran dengan baik sampai bel pulangpun aku tak sempat bertanya.

                                                 ****           
        Seminggu berlalu tugas dan latihan yang menumpuk membuatku tak lagi mengurus masalah Herwin,sampai suatu ketika aku sedang baca-baca buku di di taman sekolah,kulihat semua orang berlari kedalam kelasku,ada apa ini? Tanyaku membatin.
       “Ada apa sih tuh?” tanyaku pada Rina yang keliahatan resah.
       “Lo liat aja kerumunan di dalem sana.”
Aku bergegas melihat kondisi kelasku.”Permisi Permisi” kataku sambil berenang dalam kerumunan itu untuk menyisipkan diri.Apa yang kulihat Herwin seperti orang gila yang kerasukan dia bicara sendiri dan seketika mengamuk dan dia kelihatan seperti sedang berbicara dengan seseorang tapi sebenarnya tidak ada orang yang bercakap dengannya.
       “Ibu…Herwin kangen bu” kata Herwin.
Sepertinya rasa kangen Herwin terbalas dan dia senyum sendiri sambil menatap dinding kelas,dia memang sudah gila,memangnya kemana ibunya?
        “Ibunya Herwin kan sudah meninggal” ucap salah satu siswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar